Wawasan Islam – Ibadah | Melafadzkan niat dalam suatu ibadah adalah kesempurnaan ibadah, baik dalam hati ataupun jahr (terucap). Begitulah juga termasuk dalam melafadzkan niat saat masuknya bulan Ramadhan. Akan tetapi ada banyak sighat (teks) lafadz niat di bulan Ramadhan.
Pentingnya melafadzkan niat dalam segala ibadah sudah di ingatkan oleh sabda baginda Nabi Muhammad SAW dalam hadist-Nya:
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة.
Artinya: “Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan”. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah al-Bukhori dan Abu al-Husain, Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW pada hadist tersebut, bahwa sangatlah penting sebuah niat dalam menghadirkan ibadah kita untuk mencapai kesempurnaan ibadah.
Kembali pada konteks “Niat Bulan Ramadhan”, bahwa ada 2 pendapat yang menganjurkan kita dalam menghadapi masuknya bulan Ramadhan dalam melafadzkan niat. Sebagaimana kebiasaan kalangan madzhab Syafi’i bahwa melafadzkan niat puasa disetiapmalam bulanRamadhan
Akan tetapi dalam kalangan Madzhab Maliki bahwa melafadzkan niat dalam puasa Ramadhan cukup diawal masuknya bulan Ramadhan. Jadi hanya sekali membaca niat diawal datangnya bulan ramadhan.
Hingga kalangan ulama Ahlussunah wal Jamaah memadukan 2 pendapat tersebut sebagaimana wujud kehati-hatian dalam berbadah, ditakutkan lupa dalam melafadzkan niat di setiap malamnya akan tetapi sudah di tutup dengan niat yang telah kita baca diawal Ramadhan.
Berikut ini lafadz niat sebulan yang di syari’atkan oleh kalangan Madzhab Imam Malik:
نويت صوم جميع شهر رمضان هذه السنة تقليدا لإمام مالك فرضا لله تعالى
Nawaitu shauma jami’i shahri ramadhan hadzihis sanah taqlidan fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya berniat puasa sebulan penuh pada bulan Ramadan tahun ini mengikuti pendapat Imam Malik untuk memehui kewajiban karena Allah Swt”.
Baca juga: Sighat Niat sebulan penuh yang disusun oleh Sayyidil Habib Abubakar al-Adni bin Ali al-Masyhur
Oleh: Tim Redaksi wasthmedia.com