wasthmedia.com | Ada sebuah statement dari seorang Imam yang ternama, beliau mengatakan bahwa bahasa yang digunakan di neraka adalah bahasa India. Benar atau tidaknya mari kita cross-check di redaksi sebenarnya.
Redaksi yang mengatakan bahwa bahasa yang digunakan dineraka adalah bahasa India adalah statement dari al-Imam Zuhri. Imam Zuhri yang memiliki nama asli al-Imam Ibnu Syihab Abubakar bin Muhammad az-Zuhri, beliau merupakan Shighar at-Tabi’in (Tabi’in Junior) itu berarti beliau mengalami masa akhir hayat para sahabat Nabi SAW.
Imam Zuhri merupakan orang yang pertama kali mendapatkan mandat untuk mengumpulkan ilmu hadist atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Imam Zuhri juga merupakan guru dari al-Imam Malik bin Anas dan Imam al-Laits.
Statement Imam Zuhri yang mengatakan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa india itu murni dari pendapat beliau, bukan dari berasal hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Jadi itu hanya pendapat imam az Zuhri, jangan dimakan mentah-mentah, karena ada juga pendapat bahwa bahasanya itu tergantung bahasa masing-masing ketika di dunia.
Statement Imam az-Zuhri itu ada di kitab Bustanul ‘Arifin karya al-Imam Abu al-Laitsi, itu ucapan imam zuhri, ada yang berpendapat bahasa ahli neraka adalah bahasa persia. Mungkin saja maksudnya selain bahasa arab (bahasa ajam/bahasa apa saja) karena mesti kita cari sumber hujjah Imam az-Zuhri, yang jelas dalam kitab Bustanul Arifin karya al-Imam Abu al-Laitsi mengatakan itu ucapan imam Zuhri, bukan atsar sahabat apalagi ucapan Nabi saw.
Memang dalam al-Qur’an surat Shad ayat 59-60, penduduk neraka saling berbicara menggunakan bahasa arab. Dalam surat al a’raf ayat 50 penduduk neraka dan surga saling berbicara menggunakan bahasa arab.
فيقول أهل الجنة : ( الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ ) الزمر / 74
( وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ * قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ * فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ ) الطور / 25 – 27
ويقول أهل النار : ( يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ ) الأنعام / 27]
Sesuai hadits berikut juga bahwa bahasa keseharian ahli surga adalah bahasa arab,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ: «أَحِبُّوا الْعَرَبَ لِثَلَاثٍ: لِأَنِّي عَرَبِيٌّ، وَالْقُرْآنَ عَرَبِيٌّ، وَكَلَامَ أَهْلِ الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ» روه الحاكم
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ: « أَنَا عَرَبِيٌّ، وَالْقُرْآنُ عَرَبِيٌّ، وَلِسَانُ
أَهْلِ الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ ». روه الطبراني
Sementara bahasa keseharian ahli neraka juga berbahasa arab jika merujuk pada firman Allah QS. Al-A’raaf : 44 dalam tafsir At-Thabari berikut saat ahli surga dan ahli neraka saling berkomunikasi,
وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَنْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (44)
قال أبو جعفر: يقول تعالى ذكره: ونادى أهلُ الجنة أهلَ النار بعد دخولهموها: يا أهل النار، قد وجدنا ما وعدنا ربنا حقًّا في الدنيا على ألسن رسله، من الثواب على الإيمان به وبهم، وعلى طاعته, فهل وجدتم ما وعدنا ربكم على ألسنتهم على الكفر به وعلى معاصيه من العقاب؟ (1) فأجابهم أهل النار: بأنْ نعم, قد وجدنا ما وعد ربنا حقًّا.
—-
(1) انظر تفسير (( أصحاب الجنة )) و (( أصحاب النار )) فيما سلف من فهارس اللغة ( صحب )
Memang hadits di atas menunjukkan tentang bahasa keseharian ahli syurga adalah bahasa arab, sedangkan penduduk syurga juga berkomunikasi dengan penduduk neraka sebagaimana ayat yang dibawakan di atas, tentunya juga berkomunikasi dengan bahasa arab. Jika yang satu memakai bahasa arab, satunya lagi bahasa india, secara logika mungkin tak nyambung, namun secara kuasa dan kehendak Allah tentu sangat mungkin, dan memang surga dan neraka itu tidak bisa dibayangkan realitasnya nanti. Kemungkinan besar dialog tersebut hanyalah mahkiyatul qoul, yang bukan berarti penghuni neraka menggunakan bahasa arab. Dalam ayat di atas itu Al quran sekedar hikayat / menceritakan bahwa kelak ahli neraka dan surga akan saling menegur dan tentunya hikayat itu sesuai bahasa al quran.
Kalau secara shorih bahwa bahasa penduduk neraka itu masih belum ada kecuali qoulnya imam Zuhri. Adakah selain qoul imam Az Zuhri yang memperkuat bahwa bahasa Hindi adalah bahasa ahli neraka? Salah satu rujukan yang dapat kami temukan bahwa ahli surga Berbahasa Arab dan bahasa lisan makhluk di hari kiamat itu memakai Bahasa Syiria ada dalam tafsir Ibnu Katsir terkait surat QS. As-Syu’ara ayat 195.
وقال سفيان الثوري : لم ينزل وحي إلا بالعربية ، ثم ترجم كل نبي لقومه ، واللسان يوم القيامة بالسريانية ، فمن دخل الجنة تكلم بالعربية . رواه ابن أبي حاتم
Imam Sufyan ats-Tsauri berkata : “Wahyu tidak turun kecuali dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan oleh tiap Nabi untuk kaumnya, sedang bahasa lisan saat hari kiamat adalah bahasa Suryaniyah, terus barangsiapa masuk surga, dia berbicara dengan bahasa Arab”. (Riwayat Ibnu Abi Hatim).
Yang menjadi pertanyaan, jika memang ahli neraka berbahasa ‘ajam lantas apakah ketika ahli neraka mendapat Syafaat Rasul dan masuk surga kemudian akan berubah bahasanya? Ini yang belum bisa diterima akal kita, namun di sana jangan dibayangkan seperti di alam dunia ini. Meski saat hidup di dunia bahasa berbeda-beda maka saat di alam akhirat sesuai hadits di atas ahli surga akan memakai bahasa arab dengan izin Allah tentunya.
[Wallahu’alam]
Disadur dari piss-ktb.com
Editor: Tim Redaksi wasthmedia.com