wasthmedia.com | Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia (RI), dikenal sebagai sosok yang religius, bijak, dan penuh semangat. Namun, sedikit yang tahu bahwa perjalanan Bung Karno dalam memahami dan mengenal lebih dalam agama Islam dimulai ketika ia masih remaja di Surabaya.
Ketika masih kecil hingga remaja, Bung Karno belum memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam. Orang tuanya, Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, kurang memberikan pendidikan agama secara teratur.
Dalam catatan sejarah dan otobiografi yang ada, terungkap bahwa Bung Karno baru mulai mengenal Islam lebih dekat saat berusia belasan tahun dan bersekolah di Hoogere Burgerschool (HBS) Surabaya.
Ketika itu, Bung Karno dititipkan oleh ayahnya di Peneleh, Surabaya, di rumah milik Raden Hadji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto. Dan di masa-masa remajanya itulah, Bung Karno mulai mendalami Islam dengan lebih serius.
Pengenalan Bung Karno terhadap Islam berawal ketika ia diajak mengikuti pengajian oleh pak Cokro (H.O.S Tjokroaminoto), di depan rumahnya setiap hari. Dalam catatan Bung Karno, ia menulis bahwa saat itu adalah momen pertama kali ia mengenal Islam dan organisasi Muhammadiyah.
Di bawah bimbingan dan pengajaran pak Cokro, Bung Karno sedikit demi sedikit menyelami dan mencintai Islam. Kegiatan pengajian tersebut membuka pintu wawasannya tentang agama Islam, dan hal ini menjadi titik awal perjalanan keislaman Bung Karno.
Bung Karno kemudian semakin tertarik untuk belajar lebih dalam mengenai ajaran-ajaran Islam. Pengenalan ini menjadi landasan kuat bagi Bung Karno untuk kemudian menjadi sosok yang religius dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam.
Mengenali Islam dan Muhammadiyah: Awal Perjalanan Keislaman Bung Karno
Dengan bimbingan pak Cokro, Bung Karno mengenal Islam sebagai agama yang mulia dan memahami peran penting Muhammadiyah dalam memperjuangkan ajaran Islam.
Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi yang diikuti oleh Bung Karno dan memberikan inspirasi dalam pemahamannya tentang agama dan peran Islam dalam kehidupan masyarakat. Organisasi ini juga memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pengenalan Islam dan Muhammadiyah di masa remajanya memberikan pondasi yang kuat bagi Bung Karno dalam menjalani peran dan misinya sebagai pemimpin bangsa. Kecintaannya pada Islam dan pemahaman agama ini mempengaruhi perjuangan politik dan kebangsaannya.
Kesimpulan
Bung Karno, sebagai Presiden pertama RI, adalah sosok yang religius dan memiliki kedekatan yang mendalam dengan agama Islam. Perjalanan keislamannya dimulai ketika ia masih remaja di Surabaya, ketika ia diajak mengikuti pengajian oleh H.O.S Tjokroaminoto, yang menjadi sosok penting dalam memperkenalkan dan membimbing Bung Karno dalam memahami ajaran Islam.
Pengenalan Islam dan Muhammadiyah di masa remajanya memberikan pondasi kuat bagi Bung Karno dalam peran dan misinya sebagai pemimpin bangsa. Dengan kecintaannya pada Islam dan pemahaman agama, Bung Karno membawa semangat dan visi yang mempengaruhi perjuangan politik dan kebangsaan Indonesia.
Perjalanan keislaman Bung Karno menjadi cermin inspiratif bagi generasi selanjutnya untuk menyelami agama dan mengambil hikmah dari nilai-nilai kebijaksanaan dan semangat dalam perjuangan hidup. Kita sebagai generasi penerus, dapat mengenang dan mengambil pelajaran dari jejak Bung Karno dalam memahami dan mencintai Islam dalam perjalanan perjuangannya untuk bangsa dan negara. [Tim Redaksi wasthmedia.com]