wasthmedia.com | Sejak tahun lalu, Festival Turath Islami Selangor (FTIS) telah menjadi sorotan utama dalam upaya menghidupkan kembali nilai-nilai warisan Islam di kehidupan sehari-hari umat Islam di Nusantara. Gagasan ini berasal dari Dato’ Menteri Besar Selangor, yang dengan kepedulian yang besar terhadap turath, melihat pentingnya mempertahankan “warisan turun-temurun” Islam di tengah tantangan zaman modern.
FTIS menjadi wadah untuk memperkenalkan kembali kitab-kitab klasik yang berisi pesan kebijaksanaan ulama terdahulu, yang nilainya tetap tidak terkikis oleh perubahan zaman yang terus berkembang. Dalam upaya ini, festival tahun ini akan memfokuskan pada dua kitab populer dalam khazanah Islam: Riyadhu as-Salihin dan Hadis Empat Puluh (Arba’in Nawawi), karya al-Imam Yahya bin Sharaf al-Nawawi (Imam Nawawi).
Tidak hanya itu, FTIS juga akan menjadi panggung bagi ulama terkemuka dari dunia Arab dan Nusantara, termasuk Jawa, Aceh, Pattani, Singapura, dan tentu saja Malaysia. Tokoh-tokoh seperti Mantan Grand Mufti Mesir, al-Imam al-Allamah Profesor Dr. Ali Jum’ah, dan Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz akan menjadi pembicara utama dalam festival ini.
Dalam upaya untuk menghadirkan pengalaman yang lebih beragam, FTIS tahun ini akan memperkenalkan dua acara baru: pagelaran musik Islami oleh Grub Munsyid Abu Shaar Bro dari Syria, serta Pameran Turath Islami yang akan menampilkan sejumlah Quran dan kitab agama bertulisan tangan dari zaman silam, serta hasil seni yang terkait dengan kitab turath.
Diperkirakan ratusan ulama dan puluhan ribu peserta dari seluruh Nusantara akan berkumpul di Shah Alam selama berlangsungnya festival ini. Kehadiran mereka diharapkan membawa berkah dan rahmat yang melimpah kepada negeri Selangor Darul Ehsan, sekaligus bagi Malaysia secara keseluruhan. FTIS telah menjadi momentum penting dalam menjaga dan memperkuat akar-akar keislaman di tengah arus modernisasi yang terus mengalir. [Tim Redaksi wasthmedia.com]