wasthmedia.com | Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, seorang ulama besar dari Hadhramaut, dikenal sebagai sosok yang sejak usia muda telah menunjukkan kedalaman ilmu dan pengabdian yang luar biasa terhadap agama. Pada usia yang sangat belia, beliau telah berhasil mengkhatamkan Al-Quran dan menguasai berbagai ilmu, baik ilmu zahir maupun batin. Prestasi ini membuatnya mendapatkan izin dari para gurunya untuk mulai memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sesuatu yang sangat jarang dicapai di usia muda.
Kemampuan Habib Ali dalam menyampaikan ilmu agama dengan begitu mendalam dan bijaksana membuatnya dengan cepat menjadi pusat perhatian dan kekaguman masyarakat. Beliau memperoleh tempat terhormat di hati banyak orang dan dengan penuh kepercayaan, para ulama dan tokoh masyarakat menyerahkan kepadanya tanggung jawab memimpin berbagai majlis ilmu, lembaga pendidikan, serta pertemuan-pertemuan besar di masanya. Karisma dan keilmuan Habib Ali menjadikannya tokoh sentral yang menghidupkan kembali semangat belajar agama yang sempat memudar.
Salah satu kontribusi terbesarnya dalam dunia pendidikan adalah pendirian Masjid Riyadh di kota Seiwun, Hadhramaut. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan agama yang sangat berpengaruh. Di dalam kompleks Masjid Riyadh, Habib Ali membangun Ribath—sebuah lembaga pendidikan atau pondok pesantren yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang para murid dalam menuntut ilmu.
Ribath ini menyediakan segala keperluan siswa, termasuk makan dan minum, sehingga mereka bisa belajar dengan tenang tanpa harus memikirkan kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, Habib Ali memastikan bahwa para murid dapat fokus sepenuhnya pada pelajaran dan pengembangan spiritual tanpa terganggu oleh masalah ekonomi. Langkah ini mencerminkan kebijaksanaan dan kepedulian Habib Ali terhadap pendidikan, sekaligus menjadikannya sebagai pendiri pesantren pertama di Hadhramaut.
Selain membangun infrastruktur fisik, Habib Ali juga berperan penting dalam membangkitkan semangat para siswa untuk mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia. Beliau tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama, tetapi juga membimbing para muridnya dengan teladan akhlak yang luhur, yang tercermin dalam sikap sehari-harinya. Habib Ali menghidupkan kembali tradisi keilmuan yang telah lama dilupakan, dan dengan kepemimpinan serta pengaruhnya, ia mampu menciptakan generasi ulama yang kuat dalam ilmu dan amal.
Warisan Habib Ali dalam mendirikan lembaga pendidikan, terutama Ribath, terus hidup hingga saat ini. Ribath tersebut menjadi rujukan bagi banyak ulama dan siswa yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk belajar dan menuntut ilmu. Keberhasilannya dalam membangun pondasi pendidikan di Hadhramaut tidak hanya berdampak di wilayah itu, tetapi juga menyebar hingga ke banyak negara, termasuk Indonesia, di mana pengaruhnya masih terasa dalam tradisi keilmuan dan majelis-majelis taklim di berbagai daerah.
Melalui dedikasinya dalam ilmu dan pendidikan, Habib Ali Al-Habsyi tidak hanya berhasil menghidupkan kembali semangat keagamaan di Hadhramaut, tetapi juga meninggalkan jejak yang abadi dalam sejarah Islam. [Tim Redaksi wasthmedia.com]