wasthmedia.com | Kemerdekaan Indonesia yang kita nikmati saat ini tidak terwujud dengan mudah. Salah satu faktor krusial dalam perjuangan kemerdekaan adalah sumbangsih dari para ulama. Di antara mereka, ada seorang mubaligh sederhana yang menjadi tokoh penting dalam jaringan habib pada akhir abad ke-19, yaitu Haji Darip. Lahir di Kampung Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, pada malam Jumat, tanggal 20 Maret 1892, Haji Darip memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Nama asli Haji Darip adalah Muhammad Arif. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, dengan dua kakak laki-lakinya bernama Daiyah dan Saian. Dalam tradisi Betawi, nama depannya kerap disingkat menjadi “Mad,” sehingga ia lebih dikenal dengan sebutan “Mad Arif,” yang kemudian berkembang menjadi “Darip.”
Dalam keluarganya, Haji Darip berasal dari kalangan rakyat biasa. Ayahnya, Haji Kurdin, seorang petani asal Kampung Sumur, Klender, juga wilayah di Jakarta Timur, yang dihormati oleh masyarakat setempat. Haji Kurdin memiliki reputasi sebagai seorang jawara yang mahir dalam silat dan sering diminta bantuan oleh aparat Belanda untuk menjaga keamanan di sekitar pasar.
Karena latar belakang keluarganya, Haji Darip tidak mendapatkan pendidikan formal di sekolah-sekolah pemerintah kolonial. Namun, orang tuanya menyadari pentingnya pendidikan agama dan menempatkannya di majelis-majelis di masjid. Dari situ, Haji Darip memperoleh dasar-dasar pengetahuan akhlak, agama Islam, dan bahasa Arab.
Setelah remaja, Haji Darip hijrah ke Arab untuk menuntut ilmu agama dari para ulama setempat. Selama tinggal di Arab, ia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun orang tuanya tidak secara rutin mengirimkan uang, semangatnya untuk menuntut ilmu agama tetap berkobar. Selain bekerja sebagai pelayan toko dan asisten rumah tangga, ia juga terus belajar dari para ulama setempat.
Pada tahun 1916, guncangan politik yang besar terjadi di Makkah dan berlanjut hingga tahun 1920-an. Kondisi yang tidak stabil membuat penguasa setempat mengenakan kebijakan untuk menjaring warga asing yang tinggal di Arab tanpa dokumen yang memadai. Haji Darip terkena kebijakan ini setelah tinggal selama tiga tahun di Arab, sehingga ia harus pulang ke Tanah Air.
Namun, perjalanan pulangnya tidak berjalan mulus. Haji Darip jatuh sakit saat berada di kapal yang membawanya kembali ke Indonesia. Oleh saran seorang teman ayahnya, ia singgah di Sabang, Aceh, dan tinggal di masjid agung. Kemudian, ia tinggal bersama seorang warga setempat bernama Pak Majid, yang mempekerjakan Haji Darip sebagai penjaga kompleks makam Kuala Air Mesin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Setelah beberapa bulan tinggal di Aceh, Haji Darip akhirnya kembali ke kampung halamannya yang tercinta. Di sana, ia dikenal sebagai tokoh kharismatik yang mahir dalam ilmu bela diri. Ia sering mengajarkan ilmu bela diri kepada pemuda Betawi di sekitar Klender.
Reputasi Haji Darip sebagai jawara yang disegani masyarakat Betawi memang sudah terkenal sejak zaman Belanda. Ia pernah menggerakkan pengikutnya yang merupakan pegawai perusahaan kereta api untuk mogok bekerja, bersama dengan KH Hasbullah dan KH Achmad Mursyidi, yang kemudian dikenal sebagai Tiga Serangkai Klender. Perjuangan mereka kerap menyusahkan pemerintah kolonial di Batavia.
Ketika pendudukan Jepang terjadi, Haji Darip merasa geram dengan cara-cara pemerintah pendudukan dalam memperlakukan rakyat Pribumi. Ia aktif dalam perlawanan melawan penjajah Jepang dan menggerakkan massa bersenjata. Namun, rencana tersebut tidak berhasil karena berbagai kendala.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 1945, semangat perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan Tanah Air semakin membara di kalangan rakyat. Haji Darip, dengan kepemimpinannya yang tangguh, menjadi panutan bagi banyak pemuda dalam melawan penjajah dan membela kebenaran, harga diri, dan kepentingan agama.
Sumbangsih Haji Darip sebagai seorang ulama dan pahlawan nasionalis tidak boleh dilupakan. Semangatnya dalam berjuang dan melindungi orang-orang lemah menjadi contoh teladan bagi generasi muda Indonesia. Melalui semangat perjuangan dan kecintaannya pada Tanah Air, Haji Darip menjadi sosok inspiratif yang patut diingat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. [Tim Redaksi wasthmedia.com]