wasthmedia.com | Bulan Sya’ban, sebagai pintu gerbang menuju bulan Ramadhan, memiliki keutamaan dan tradisi mulia dalam ajaran Islam. Salah satu tradisi yang mulia adalah membaca Al-Qur’an dan bersedekah kepada yang membutuhkan, sebagai persiapan menghadapi bulan puasa Ramadhan. Meskipun terdapat riwayat yang dinukil dari kitab “Madza fi Sya’ban hal.44″ oleh Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alwy al-Maliki al-Hasani, perlu dicatat bahwa riwayat tersebut memiliki sanad (isnad) yang dha’if (lemah):
قال الحافظ ابن رجب الحنبلي رحمه الله تعالى : روينا بإسناد ضعيف عن أنس رضي الله عنه قال : كان المسلمون إذا دخل شعبان انكبوا على المصاحف فقرأوها، وأخرجوا زكاة أموالهم تقوية للضعيف والمسكين على صيام رمضان.
Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata: Diriwiyatkan dengan isnad yang dho’if, dari Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kaum muslimin terdahulu (para sahabat / orang sholeh) jika masuk bulan Sya’ban mereka fokus membaca Al-Qur`an, sekaligus bersedekah kepada orang yang lemah & miskin untuk kebutuhan makan mereka di bulan Ramadhan.”
1. Kedalaman Tradisi Membaca Al-Qur’an:
Dalam riwayat tersebut, disebutkan bahwa kaum muslimin terdahulu, termasuk para sahabat dan orang sholeh, memiliki kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan intensitas tinggi saat memasuki bulan Sya’ban. Mereka mengalokasikan waktu untuk merenungkan ayat-ayat suci sebagai bentuk persiapan spiritual sebelum memasuki bulan Ramadhan.
2. Bersedekah sebagai Wujud Kesiapan:
Selain membaca Al-Qur’an, tradisi mulia lainnya yang disebutkan adalah bersedekah kepada mereka yang lemah dan miskin. Para sahabat terdahulu memahami pentingnya membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan, agar mereka dapat memenuhi kebutuhan makanan selama bulan Ramadhan. Bersedekah tidak hanya merupakan amal ibadah, tetapi juga sebagai wujud kepedulian sosial dan persiapan menyambut bulan yang penuh berkah.
Menghadapi bulan Sya’ban, mari memperkuat keimanan dengan membaca Al-Qur’an dan menghidupkan tradisi mulia bersedekah kepada sesama. Meskipun riwayat tersebut memiliki keterbatasan, pesan moral dan nilai kebaikan yang terkandung dalam tradisi ini dapat memberikan inspirasi bagi umat Islam dalam mengisi bulan Sya’ban dengan amal ibadah dan kebaikan sosial. [Tim Redaksi wasthmedia.com]