WAWASAN ISLAM – wasthmedia.com | Tepat di hari ini, 1442 tahun yang lalu terjadi sebuah peristiwa yang mengubah peradaban Ummat Islam. Sebuah peristiwa yang telah tercatat dengan tinta emas dalam sejarag peradaban Umat Islam. Peristiwa tersebut adalah Perang Badar. Lalu apa itu yang di maksud dengan Perang badar ? Dan Kenapa dan Kapan terjadinya Perang ini ? Apa istimewanya perang ini ?. Secara bertahap kami akan mengupas Sejarah dibalik Perang Badar.
Perang Badar atau غزوة بدر (Ghazwah Badr) adalah sebuah Perang yang terjadi di sebuah lembah yang bernama Badr, sebuah wilayah diantara Madinah dan Mekah akan tetapi wilayah ini lebih dekat dari Madinah. Perang Badr merupakan Perang Pertama dalah sejarah peradaban umat Islam. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 Hijriyah, diantara waktu Dhuha dan Dzuhur. Perang yabg sangat singkat karena hanya berlangsung beberapa jam saja dan di menangkan oleh Kaum Muslimin yang dipimpin langsung oleh Baginda Rasulullah SAW.
Sejatinya Perang Badr merupakan bertujuan untuk menghadang Kafilah Kaum Musyriqin Mekah kala itu yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb. Kafilah dagang ini merupakan kafilah dagang Kaum Quraish yang akan kembali dari Syam untuk pulang menuju Kota Mekah yang kala itu masih dikuasai oleh Kuffar Quraish. Orang arab kala itu memiliki tradisi musim dagang secara besar-besaran di setiap musimnya. Tatkala musim dingin mereka menuju Yaman untuk melakukan Perjalanan Dagang disana (Rihlatus Syita’) dan Perdagangan tatkala musim panas mereka menuju Syam untuk melakukan Perjalanan Dagang (Rihlatus Shoif).
Karena kala itu mereka sedang melakukan Perjalanan Dagang besar-besaran ke Negeri Syam, tatkala Kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan ini akan pulang kembali ke Mekah. Maka Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat-Nya berunding akan pencegahan terhadap Kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb ini. Ada Hal yang menarik daei Perundingan Baginda Nabi dengan Para Sahabat-Nya. Beliau mengumpulkan para pembesar dari Kalangan Muhajirin dan Anshor untuk berunding terkait rencana ini. Daei kalangan Muhajirin para Sahabat mengutarakan kesediaannya untuk melakukan rencana ini, bahkan dari mereka juga sangat antusias untuk melakukan hal ini. Akan tetapi Baginda Nabi SAW tidak begitu antusias dengan jawaban Kaum Muhajirin tersebut, seakan Baginda Nabi sedang menunggu jawaban seseorang. Lantas berdirilah seorang pemuda yang menjadi Pemimpin Kaum Anshor, dia adalah Sa’ad bin Muadz. Kisah ini dicantum dalam Kitab Fiqh Sirah yang ditulis oleh Asy-Syahid al-Imam Said Ramadhan al-Bouthi, Sayyidina Sa’ad bin Muadz al-Anshori berkata:
“Wahai Rasulullah, Kami telah beriman kepada Anda, kami percaya dan mengakui bahwa apa yang Anda bawa itu adalah hal yang benar, dan telah kami berikan pula ikrar dan janji-janji kami. Maka laksanakanlah terus, Wahai Rasulullah apa yang Anda inginkan, dan kami akan selalu bersama Anda! Dan demi Allah yang telah mengutus Anda membawa kebenaran ! Seandainya Anda menghadapkan kami ke lautan ini lalu Anda menceburkan diri ke dalamnya, pastilah kami akan ikut mencebur, tak seorang pun yang akan mundur. Dan kami tidak keberatan untuk menghadapi musuh esok pagi! Sungguh, kami tabah dalam pertempuran dan teguh menghadapi perjuangan. Dan semoga Allah akan memperlihatkan kepada Anda tindakan kami yang menyenangkan hati. Maka mulailah kita berangkat dengan berkah Allah Ta’ala… !”
Mendengar Jawaban Sayyidina Sa’an bin Muadz al-Anshori ini, Baginda Nabi sangat senang dan tersenyum seraya beliau berkata: “Berjalanlah dan berbahagialah kalian, Allah Ta’ala menjanjikan kepada-Ku salah satu golongan, demi Allah Ta’ala sepertinya sekarang ini aku melihat tempat matinya mereka”. Hingga Baginda Nabi menyebar mata-mata sehingga beliau tau jumlah pasukan Kuffar Quraish kala itu.
Lantas, Kaum Muslimin berangkat menuju Badar yang dipimpin langsung oleh Baginda Nabi SAW yang berjumlah 313 pasukan untuk melawan Kaum Musyriqin yang kala itu jumlahnya lebih dari 1000 pasukan. Dan dalam peperangan ini pasukan Muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW menang dan mencatatkan sejarah Peradaban Bangsa Arab kala itu.
Oleh: Tim Redaksi wasthmedia.com