wasthmedia.com | Suatu hari, seorang ulama terkemuka bernama Syeikh Abdullah sedang berkunjung ke kediaman Al-Imam Hasan Al-Bashri, seorang tokoh agung yang terkenal karena kebijaksanaan dan ketakwaannya. Al-Imam Hasan Al-Bashri dengan tulus mengundang tamunya untuk menunggu di sebuah musholla kecil yang biasa digunakan untuk beribadah.
Ketika menunggu, tak sengaja Syeikh Abdullah menyentuh sajadah yang biasa digunakan oleh Al-Imam Hasan Al-Bashri untuk shalat. Dia terkejut melihat bahwa sajadah tersebut tampak basah, padahal atap musholla tidak bocor. Rasa penasaran membuatnya bertanya kepada salah satu anggota keluarga Al-Imam Hasan Al-Bashri yang sedang memberikan suguhan.
“Duhai Fulan, mengapa sajadah Imam Hasan ini tampak basah? Bukankah tidak ada atap yang bocor di sini? Apakah ada anak kecil yang mengompol di sini? Sebaiknya kita menjaga kebersihan tempat ibadah ini agar tidak seperti ini,” tanyanya sambil menasehati.
Namun, sang anggota keluarga dengan penuh pengertian memberikan jawaban yang mengejutkan dan memukau. “Bukan ompol atau air tumpah, wahai ulama. Ketahuilah bahwa setiap kali Al-Imam Hasan Al-Bashri shalat di sini, dia tak kuasa membendung air matanya. Setiap kali dia bersujud, air matanya mengalir deras sebagai tanda rasa takut dan rendah hati kepada Allah. Hingga tempat ini hampir selalu basah dan tak pernah kering karena air mata kesedihannya yang tulus.”
Mendengar penuturan itu, Syeikh Abdullah merasa malu dan terharu sekaligus kagum oleh ketakwaan dan ketulusan hati Al-Imam Hasan Al-Bashri. Rasa hormat dan penghormatan kepada tokoh agung tersebut semakin tumbuh dalam hatinya.
Kisah ini mengajarkan kita tentang kebesaran hati dan kehormatan seorang ulama yang tulus dalam menghadap Allah. Al-Imam Hasan Al-Bashri menunjukkan contoh nyata bagaimana seorang hamba bisa merasakan rasa takut dan rendah hati di hadapan Sang Pencipta. Air mata yang mengalir dalam setiap sujudnya menjadi bukti bahwa cinta dan ketakwaannya kepada Allah begitu mendalam.
Kisah ini juga mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga tempat ibadah dari segala najis fisik dan hati. Tempat-tempat suci seperti musholla dan masjid harus dijaga kebersihannya agar menjadi tempat yang suci dan penuh berkah bagi seluruh jamaah. Semangat kesalehan yang tinggi dari Al-Imam Hasan Al-Bashri mengajarkan kita tentang pentingnya mengejar keridhaan Allah dalam setiap langkah hidup kita.
Kita dapat belajar dari contoh Al-Imam Hasan Al-Bashri untuk selalu rendah hati dan membumi di hadapan Allah. Air mata yang tulus dari hatinya mengajarkan tentang pentingnya menyadari kelemahan diri dan mencari perlindungan pada-Nya. Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk lebih mendalami kehidupan spiritual dan selalu merenungkan arti sejati dari ibadah. [Tim Redaksi wasthmedia.com]