wasthmedia.com | Puasa merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam, di mana waktu puasa dimulai sejak terbitnya fajar kedua hingga tenggelamnya matahari. Dalam konteks ini, seringkali muncul pertanyaan mengenai waktu batas akhir makan dan minum, apakah saat imsak atau bagaimana seharusnya?
Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa imsak (± 10 menit sebelum shubuh) sebenarnya ibarat lampu kuning dalam lalu lintas, yang mengingatkan kita untuk berhati-hati dan mempersiapkan diri sebelum lampu merah (waktu shubuh) datang. Namun, batas akhir makan dan minum yang sebenarnya adalah pada saat terbitnya fajar kedua atau waktu shubuh.
Dalam kitab al-Iqna’ fil fighis syafi’i karya Imam al-Mawardi, dijelaskan bahwa waktu sahur dimulai dari terbitnya fajar kedua hingga tenggelamnya matahari. Meskipun demikian, disarankan untuk melakukan imsak atau menghentikan makan dan minum sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar.
وزمان الصيام من طلوع الفَجْرِ الثَّانِي إِلَى غَرُوبِ الشَّمْسِ لكِن عَلَيْهِ تَقْدِيم الامساك يسيرا قبل طلوع الفجر
“Waktu berpuasa adalah dari terbitnya fajar kedua sampai tenggelamnya matahari. Akan tetapi (akan lebih baik bila) orang yang berpuasa melakukan imsak (menghentikan makan dan minum) sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar.” (al-Iqna’ fil fighis syafi’i, hal. 74)
Penting untuk dipahami bahwa imsak adalah tanda awal untuk mempersiapkan diri menyambut waktu shubuh dan bukanlah batas akhir puasa. Oleh karena itu, seyogyanya di waktu imsak kita sudah selesai melakukan aktivitas sahur dan bersiap menyambut waktu sebelum subuh dengan sholat dan tilawah al-qur’an
Dengan memahami perbedaan antara imsak dan waktu shubuh, kita dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih bermakna. Mari manfaatkan setiap momen dalam bulan Ramadan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan dalam beribadah. Semoga puasa kita diterima oleh Allah SWT. Selamat menjalani ibadah puasa! [Tim Redaki wasthmedia.com]