wasthmedia.com | Puasa, sebagai salah satu rukun Islam, bukan hanya sekadar kewajiban ibadah yang harus dilaksanakan setiap tahun oleh umat Muslim. Lebih dari itu, puasa memiliki hikmah dan maksud yang mendalam, sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang Salafussholeh.
Hikmah Puasa Menurut Salaf Sholeh
Dalam kitab Lathoiful Ma’arif karya Imam Ibn Rajab al-Hanbali, ada sebuah pertanyaan menarik terkait maksud dari perintah berpuasa. Seorang Salaf Sholeh pernah ditanya mengapa Allah menetapkan kewajiban puasa, dan jawabannya sangat bermakna:
Dinukil dari kitab Lathoiful Ma’arif hal 168 karya Imam Ibn Rajab al-Hanbali:
سئل بعض السلف، لم شرع الصيام ..؟ قال : ليذوق الغني طعم الجوع فلا ينسى الجائع
Salah satu Salaf Sholeh pernah ditanya Mengapa disyariatkan puasa..?
Beliau menjawab:
“Agar orang kaya merasakan sendiri pahitnya lapar, sehingga tidak melupakan kondisi orang yang lapar, yaitu fakir miskin.”
Mengapa puasa dijadikan sebagai sarana agar orang kaya dapat merasakan kelaparan? Jawabannya adalah untuk membuka mata hati mereka terhadap penderitaan yang dirasakan oleh sesama mereka yang kurang beruntung. Dengan merasakan sendiri sensasi lapar, diharapkan mereka akan lebih peduli dan mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
Pelajaran Kepedulian dan Kemanusiaan
Dari ungkapan tersebut, kita dapat menarik beberapa pelajaran berharga:
-
Empati Terhadap Sesama
Puasa mengajarkan tentang pentingnya memiliki empati terhadap kondisi orang lain. Orang kaya yang merasakan lapar diharapkan dapat lebih memahami penderitaan orang miskin dan berkontribusi dalam mengatasi masalah kemiskinan.
-
Kepedulian Sosial
Puasa tidak hanya sebatas ibadah ritual, tetapi juga mengajarkan kepedulian sosial. Orang yang mampu dihimbau untuk berbagi rezeki mereka dengan sesama, sehingga tidak ada yang terpinggirkan dari nikmatnya berbuka.
-
Pengingat Kemanusiaan
Dengan merasakan sendiri penderitaan kelaparan, puasa menjadi pengingat akan kemanusiaan. Setiap muslim diingatkan untuk senantiasa bersikap baik dan membantu sesama, sebagaimana ajaran Islam yang mengedepankan keadilan dan keberpihakan kepada yang lemah.
Maksud dari perintah puasa tidak hanya terbatas pada ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah, tetapi juga mencakup aspek kepemilikan nilai-nilai kemanusiaan. Puasa mengajarkan umat Muslim untuk menjadi individu yang lebih peduli, empatik, dan aktif dalam berkontribusi membantu mereka yang membutuhkan. Sehingga, melalui ibadah puasa, tercipta masyarakat yang saling peduli dan berbagi, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. [Tim Redaksi wasthmedia.com]