wasthmedia.com |Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, adab dan etika dalam berbicara adalah hal yang sangat penting. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab “Idhahu Asrari ‘Ulumil Muqarrabin” karya as-Sayyid Muhammad bin Abdullah bin Syaikh al-’Aydarus, menjaga kesopanan dalam mendengarkan pembicaraan adalah tanda akhlak yang mulia. Kita diajarkan untuk tidak memotong ucapan orang lain dan menghindari menjawab dengan kasar di depan orang banyak. Sikap memaafkan kesalahan kecil yang tidak merugikan, serta memberikan nasihat dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, menjadi landasan dalam membangun hubungan yang harmonis. Bagi mereka yang memimpin, penting untuk menjaga kelembutan dalam berbicara dan menghindari kesombongan, agar ilmu dan kebijaksanaan tetap bersinar dalam setiap ucapan.
وَالْزَمِ الْأَدَبَ أَيُّهَا الْأَخُ عِنْدَ اسْتِمَاعِ الْكَلَامِ. فَلَا تَقْطَعُ عَلَى أَحَدٍ كَلَامُهُ، وَلَا تُجِبْهُ بِرَدٍ بَيْنَ . الْجَمْعِ، فَإِنَّ ذَلِكَ قَبِيحٌ، فَإِنْ رَأَيْتَ مِنْ صَاحِبِكَ خَطَأً فِي كَلَامِهِ، وَكَانَ مِنَ الْخَطَأ الَّذِي لَا يَضُرُّ، فَسَامِحْهُ فِيْهِ، وَلَا تَظْهَرُ عَيْبَهُ بَيْنَ النَّاسِ.
Beradablah wahai saudara ketika mendengarkan pembicaraan, janganlah memotong ucapan seseorang dan jangan pula menjawabnya dengan kasar di hadapan orang banyak karena itu perbuatan yang buruk. Jika kamu melihat kesalahan dalam ucapan temanmu yang tidak berbahaya, maafkanlah dia dan jangan tunjukkan kesalahannya di depan orang lain.
فَإِنْ أَرَدْتَ إِرْشَادَهُ، فَاصْبِرْ حَتَّى تَخْلُوْ بِهِ… اللَّهُمَّ إِلَّا أَنْ يَكُونَ الْكَلَامُ مِنَ الْخَطْأَ الَّذِي . يَجِبُ رَدُّهُ وَإِظْهَارُهُ لِلْجَمَاعَةِ، كَيْ لَا يَرْسَخَ فِي . أَذْهَانِهِمْ، فَلَا تَرُدْ عَلَيْهِ رَدًّا عَنِيْفًا ، وَلَكِنْ . بِرِفْقٍ وَرَحْمَةٍ، فَإِنَّ نَالَهُ مِنْ ذَلِكَ خَجَلَ، فَالذَّنْبُ لَهُ لِأَنَّهُ هُوَ الَّذِي جَنَى ذَلِكَ عَلَى نَفْسِهِ.
Jika kamu ingin memberi nasihat, bersabarlah sampai kamu berdua saja. Kecuali jika kesalahan tersebut adalah kesalahan yang harus dikoreksi dan dijelaskan kepada jamaah agar tidak mengendap dalam pikiran mereka. Namun, janganlah membalas dengan keras, tetapi dengan lembut dan kasih sayang. Jika dia merasa malu karena hal itu, maka itu adalah kesalahannya sendiri karena dia yang menyebabkannya.
فَإِنْ كُنْتَ رَئِيسَ قَوْمٍ وَمُقَدَّمًا عَلَى جَمَاعَةٍ … فَتَرَفَقْ فِي كَلَامِكَ، وَسَكِنْ سُوْرَةَ نَفْسِكَ وَاحْذَرِ الْعُجُبَ وَالتَّجَبُّرَ فِي مُحَاوَرَتِكَ، فَإِنْ ذَلِكَ يُطْفِيءُ نُورَ عِلْمِكَ، وَيُذْهِبُ رَوْنَقَهُ.
Jika kamu adalah pemimpin suatu kaum atau kelompok, bersikaplah lembut dalam ucapanmu, kendalikan dirimu, dan hindari kesombongan serta arogansi dalam berbicara. Karena hal itu akan memadamkan cahaya ilmumu dan menghilangkan keindahannya.
وَإِذَا أَرَدْتَ دَوَامَ الرَّاحَةِ، وَنَيْلَ الْمَحْمَدَةِ .. وَحَيَازَةَ الْأَجْرِ فَلَا تَكُنْ مُنَاقَشًا لِمُحَاوَرِيْكَ فِي الْكَلَامِ، وَتَغَافُلْ عَنْ سَقَطَاتِ الرِّجَالِ، فَإِنْ . خُوْلِفْتَ فَأَثْبِتْ وَلَا تَجْزَعْ، وَإِنْ لَقِيتَ مَا تَكْرَهُ . فَاحْتَمِلْ وَلَا تُجَاوَبْ، فَإِنْ ذَلِكَ شَأْنٌ ذَوِي . الثَّبَاتِ وَالرِّيَاضَةِ مِنْ أَقْوِيَاءِ الرِّجَالِ، وَكَمَا . قِيلَ : رُبَّ كَلَامٍ جَوَابُهُ السُّكُوتِ قَالَ الشَّاعِرُ :
Jika kamu ingin mendapatkan ketenangan dan pujian, serta meraih pahala, janganlah terlalu sering mendebat lawan bicaramu dan abaikan kesalahan-kesalahan kecil mereka. Jika kamu dibantah, tetaplah tenang dan janganlah cemas. Jika kamu menghadapi hal yang tidak menyenangkan, bertahanlah dan jangan membalas, karena itu adalah sifat orang-orang yang teguh dan terlatih dari pria yang kuat. Seperti yang dikatakan: sering kali, jawaban terbaik dari suatu ucapan adalah diam. Seperti yang dikatakan oleh penyair:
Tidak semua ucapan harus dijawab | مَا كُلُّ قَوْلٍ لَهُ جَوَابِ |
Terkadang jawaban terbaik dari sesuatu yang tidak kamu sukai adalah diam. | جَوَابُ مَا تَكْرَهُ السُّكُوت |
*إيضاح أسرار علوم المقربين لسيدنا محمد بن عبد الله بن شيخ العيدروس، دار الحاوي، صفحة ٤٢
*Dikutip dari kitab: “Idhahu asrori ‘ulumil muqarrabiin” karya as-Sayyid Muhammad bin Abdullah bin Syaikh al-’Aydarus. Cetakan Darul Hawi – Hal. 42
Disadur dari: “Pustaka Raghib”