wasthedmia.com | Gedung Aswaja di Kota Pekalongan menjadi saksi dari acara bersejarah, yakni Sidang Komisi C Muktamar Sufi Internasional yang berlangsung pada Rabu (30/08). Tema yang diusung dalam sidang komisi ini adalah “Penguatan Pertahanan dan Keamanan dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme.” Acara ini dihadiri oleh narasumber-narasumber terkemuka dari berbagai belahan dunia yang membagikan wawasan penting terkait dengan tema yang diangkat.
Salah satu narasumber yang menghiasi acara ini adalah Dr. Amar Al Jilani, seorang ulama dan Imam Besar Masjid Al Aqso Palestina, yang juga merupakan keturunan langsung dari Syekh Abdul Qadir Al Jilani. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan bahwa ajaran tasawuf, atau sufisme, adalah suatu ajaran yang khusus untuk mereka yang memiliki ilmu. Dr. Amar menggarisbawahi bahwa menjadi seorang sufi membutuhkan penguasaan atas Al-Quran dan Hadits. Ajaran tasawuf bukanlah sembarang ajaran, melainkan merupakan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya.
Pentingnya keterlibatan dalam masyarakat dan usaha-usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat juga menjadi fokus dalam penyampaiannya. Beliau menyatakan bahwa ajaran sufisme juga mendorong pengikutnya untuk terlibat aktif dalam masyarakat, berbuat baik, serta turut serta dalam usaha-usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
Dalam konteks Indonesia, Dr. Amar menekankan kelebihan negara ini dibandingkan dengan yang lainnya. Pancasila, dasar negara Indonesia, dinyatakan sebagai aset yang luar biasa karena mampu merangkul seluruh keberagaman dan perbedaan yang ada. Dr. Amar melihat bahwa semangat Pancasila begitu kaya dengan nilai-nilai dan ajaran sufisme, yang menekankan pada toleransi, keberagaman, dan cinta kasih kepada sesama.
Sidang Komisi C Muktamar Sufi Internasional tahun ini menjadi panggung bagi pemikiran-pemikiran cemerlang dari para narasumber. Acara ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan nilai-nilai toleransi, harmoni, dan kemanusiaan dalam rangka menangkal radikalisme dan terorisme. Ajaran tasawuf, yang diilustrasikan dalam pengajaran Dr. Amar, membuka jalan untuk membangun masyarakat yang damai dan bermartabat. Dalam konteks global yang semakin kompleks, Muktamar Sufi Internasional telah membawa cahaya dalam upaya membangun dunia yang lebih baik.
[Tim Redaksi wasthmedia.com]