wasthmedia.com | KH. Maimun Zubair, seorang ulama besar yang dikenal dengan kebijaksanaannya, memberikan nasihat mendalam tentang bagaimana seharusnya seseorang mencintai para habaib (keturunan Rasulullah SAW). Dalam nasihatnya, beliau menjelaskan bahwa cara seseorang mencintai habaib haruslah didasari oleh cinta yang sejati, yaitu cinta yang berasal dari kecintaan kepada Rasulullah SAW dan Allah SWT.
Kalau kamu mencintai habaib karena ilmunya maka bisa jadi kamu akan membenci habaib yang bodoh. Kalau kamu mencintai habaib karena ada kesamaan dalam ideologi maka bisa jadi kamu akan membenci habaib yang kontra dalam ideologimu. Kalau kamu mencintai habaib karena perbuatan baiknya maka bisa jadi kamu akan membenci habaib yang tidak baik perbuatannya.
Beliau menegaskan bahwa jika seseorang mencintai habaib semata-mata karena keilmuan mereka, maka ketika ia berhadapan dengan habaib yang dianggap kurang berilmu, mungkin saja cinta tersebut akan berubah menjadi kebencian. Begitu juga, jika cinta kepada habaib didasari oleh kesamaan ideologi atau pandangan, maka perbedaan pandangan atau ideologi dapat menjadi alasan untuk membenci habaib yang berbeda pendapat. Bahkan, jika kecintaan itu didasarkan pada kebaikan perilaku atau akhlak, maka kekurangan akhlak seorang habaib bisa menjadi alasan untuk tidak lagi mencintainya.
Namun, kalau kamu mencintai habaib karena Rasulullah, karena Allah, dan karena di dalam tubuhnya mengalir darah Rasulullah, maka tidak akan ada satu pun habaib yang akan kamu benci, bagaimana pun kenyataannya. Itulah cinta sejati!
Namun, KH. Maimun Zubair memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna cinta yang sejati. Menurut beliau, cinta yang hakiki kepada habaib haruslah didasarkan pada kecintaan kepada Rasulullah SAW dan Allah SWT. Hal ini disebabkan karena dalam tubuh para habaib mengalir darah Rasulullah, sehingga apapun keadaan atau kelemahan mereka, cinta tersebut akan tetap kokoh dan tidak tergoyahkan. Itulah bentuk cinta sejati yang tidak tergantung pada kondisi manusiawi, tetapi terikat pada hubungan spiritual yang dalam.
Nasihat ini mengajarkan bahwa cinta kepada habaib bukanlah cinta yang bersyarat atau sementara, melainkan cinta yang abadi karena landasannya adalah cinta kepada Rasulullah SAW. KH. Maimun Zubair mengajak umat untuk memahami bahwa setiap keturunan Rasulullah, apapun kondisinya, tetap memiliki ikatan yang istimewa dengan Nabi Muhammad SAW, dan oleh karena itu, layak mendapatkan cinta dan penghormatan.
Melalui nasihatnya, KH. Maimun Zubair mengingatkan umat Islam untuk senantiasa menjaga rasa hormat dan cinta kepada habaib tanpa syarat, serta untuk menumbuhkan rasa cinta yang tulus kepada Rasulullah SAW melalui kecintaan kepada keturunannya. [Tim Redaksi wasthmedia.com]