wasthmedia.com | Dalam tulisan Lora Ismael Kholilie, seorang ulama Nahdliyin muda dari Bangkalan, terdapat kritikan terhadap buku karya Pak Imad Banten berjudul “Al-Fikrah An Nahdliyah”. Buku setebal 273 halaman ini, yang sudah masuk cetakan ke-3, diklaim oleh Pak Imad Banten berisi pemikiran Ahlussunnah wal Jama’ah ala Nahdlatul Ulama (NU). Kitab ini selesai ditulis pada tahun 1439 H atau sekitar lima tahun yang lalu, jauh sebelum beliau terkenal sebagai pembuat tesis yang menganulir nasab Habaib Ba’alawi.
Kritikan Lora Ismael Kholilie
Lora Ismael mengungkapkan rasa penasarannya terhadap kualitas kealiman Pak Imad Banten yang dielu-elukan oleh para pengikutnya. Setelah membaca sampai halaman 126, Lora Ismael menemukan fakta mengejutkan: banyak isi buku pemikiran NU karya Pak Imad Banten ini yang diambil dari situs-situs Wahabi tanpa menyebutkan sumbernya. Berikut adalah enam poin kritikan dari Lora Ismael yang mengindikasikan bahwa Pak Imad Banten menyusupkan pemikiran Wahabi:
- Halaman 40-41: Ketika membahas tentang bilangan jama’ah sholat Jum’at, Pak Imad mencantumkan pendapat Ibnu Taimiyah, yang aneh karena seharusnya ini adalah buku pemikiran NU.
- Halaman 49: Ketika membahas khutbah dengan selain bahasa Arab, Pak Imad menyalin langsung dari situs Wahabi, hanya memodifikasi sedikit akhir tulisannya.
- Halaman 95: Saat membahas tentang jual beli kredit (بيع التقسيط), Pak Imad kembali menyalin dari situs Wahabi Islamqa.info.
- Halaman 116: Ketika membahas hukum menikah melalui telepon, kembali Pak Imad mengutip tanpa menyebutkan sumber aslinya.
- Halaman 125: Dalam pembahasan tentang poligami, Pak Imad menyatakan bahwa poligami adalah amal besar dengan pahala dan manfaat bagi suami-istri, yang membuat banyak pembaca mengernyitkan dahi.
- Halaman 193: Pak Imad mengharamkan ucapan selamat tahun baru karena dianggap tasyabbuh bil kuffar, yang menurut Lora Ismael sangat mirip dengan fatwa kaum Wahabi.
Kritikan Lora Ismael menunjukkan bahwa buku “Al-Fikrah An Nahdliyah” yang ditulis oleh Pak Imad Banten mengandung banyak kutipan dari sumber-sumber Wahabi tanpa menyebutkan sumber aslinya. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai keaslian dan kejujuran intelektual dalam penyusunan buku tersebut. Para pembaca, khususnya kalangan Nahdliyin, diharapkan untuk kritis dan berhati-hati dalam menerima pemikiran yang disajikan, serta selalu memeriksa sumber-sumber referensi yang digunakan. [Tim Redaksi wasthmedia.com]