wasthmedia.com | Bulan Sya’ban, sebagai bagian dari perjalanan bulan-bulan hijriyah, memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam hati umat Islam. Selain menjadi masa persiapan menyambut bulan Ramadhan, bulan ini memiliki ciri khusus—yaitu saat penyerahan rekapitulasi keseluruhan amal kepada Allah. Hal ini tercermin dalam sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.
فعن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال: قلت: يا رسول الله، لم أرك تصوم شهرًا من الشهور ما تصوم من شعبان, قال: ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، فأحب أن يُرفع عملي وأنا صائم
Seorang sahabat, Usamah bin Zaid, pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban.” Pertanyaan ini mencerminkan keheranan sahabat terhadap kekhususan Rasulullah dalam berpuasa pada bulan Sya’ban. Rasulullah memberikan penjelasan yang menggugah hati, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah aku dalam keadaan puasa.“
Bulan Sya’ban bukan hanya waktu persiapan fisik untuk menyambut Ramadhan, tetapi juga menjadi saat untuk merefleksikan keseluruhan amal yang telah dilakukan sepanjang waktu. Rasulullah mengajarkan bahwa di bulan ini, semua catatan amal manusia diserahkan kepada Allah.
Penyerahan ini mencerminkan kesadaran dan kepasrahan kepada Sang Pencipta. Manusia diingatkan bahwa, meskipun amal ibadahnya selama ini mungkin tidak sempurna, Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dengan penuh harap dan ketulusan, umat Islam menyampaikan segala amal baiknya kepada Allah, memohon ampunan, dan berjanji untuk terus memperbaiki diri.
Pesan As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki:
Menanggapi hadits ini, As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menekankan bahwa momen penyerahan amal ini tidak hanya terbatas pada bulan Sya’ban. Proses ini dapat terjadi secara harian, mingguan, atau bahkan lebih sering, sesuai dengan niat dan kesadaran pribadi.
Bulan Sya’ban mengajarkan umat Islam tentang pentingnya introspeksi diri, pengampunan, dan keberlanjutan perbaikan diri. Melalui penyerahan rekapitulasi amal kepada Allah, umat Islam diingatkan bahwa setiap langkah dan niat baik memiliki dampak di sisi-Nya. Semoga momen istimewa ini membawa berkah, ampunan, dan keberkahan untuk umat Islam di seluruh dunia. [Tim Redaksi wasthmedia.com]