wasthmedia.com | Di tengah hiruk pikuk perdebatan mengenai keshahihan nasab para habaib, ada sebuah kisah inspiratif yang disampaikan oleh Lora Ismail Al-Kholilie tentang Ra Lilur (KH. Kholilurrahman), seorang wali Majdzub dari Madura. Kisah ini memberikan kita wawasan tentang kebijaksanaan dan karunia dari seorang wali kepada cucu keponakannya, Lora Muhammad Ismail Al-Ascholy, putra dari Nyai Hj. Mutma’innah Abdullah Syachol.
Pada tahun 2008, ketika hendak mondok di Pesantren Lasem, Lora Muhammad Ismail Al-Ascholy diajak oleh umminya, almarhumah Nyai Muthmainnah Aschal, untuk sowan ke Kiai Kholilurrahman, yang akrab dikenal sebagai Ra Lilur. Ra Lilur adalah cicit dari Syaikhina Kholil Bangkalan, seorang Waliyullah Majdzub, dan juga paman dari Nyai Muthmainnah.
Dalam kunjungan tersebut, setelah Lora Muhammad Ismail mengutarakan niatnya untuk menuntut ilmu dan meminta doa, Ra Lilur memberikan secarik kertas yang berisi sebaris bait dalam bahasa Arab. Bait tersebut adalah bentuk “tawassul” kepada Sadah Ba’alawi dan ditulis dengan tangan beliau sendiri:
و بالسادة الطهر الكرام أولي التقى * بني علوي من حووا كل سؤدد
” Dengan Barokah ‘Saadah’ (para Sayyid) dari golongan Bani ‘Alawy yang suci, mulia, dan memiliki sifat taqwa, mereka yang telah menggapai semua kemuliaan.”
Bait ini bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah doa yang sarat dengan makna dan harapan. Tawassul ini menggambarkan keutamaan para Sayyid dari golongan Bani ‘Alawy yang dikenal karena kesucian, kemuliaan, dan ketakwaan mereka. Doa ini menjadi sumber inspirasi dan kekuatan spiritual bagi Lora Muhammad Ismail dalam perjalanannya menuntut ilmu.
Pengalaman sowan ke Ra Lilur ini menjadi salah satu momen penting dalam kehidupan Lora Muhammad Ismail Al-Ascholy. Selain memberikan doa restu, Ra Lilur juga memberikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga hubungan dengan para ulama dan orang-orang saleh, serta menggapai berkah melalui mereka.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya meminta restu dari orang-orang yang dihormati dan menjaga hubungan spiritual dengan para ulama serta orang-orang saleh yang telah mendahului kita. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan terus berusaha menuntut ilmu serta menjalani kehidupan dengan penuh ketakwaan dan kemuliaan. [Tim Redaksi wasthmedia.com]