wasthmedia.com | Wawasan Islam – Selayaknya sering terjadi di sebagian kalangan muslimin saat datangnya bulan Ramadhan untuk bertekad dibulan penuh berkah ini dengan berbagai rencana ibadah selama bulan Ramadhan. Akan tetapi sering terjadi berbagai hal yang membuat tekat yang sudah di rencanakan tersebut menurun dengan berjalannya bulan Ramadhan. Lalu bagaimana cara kita bisa menjaga dan menguatkan tekad tersebut agar tetap istiqomah dan sesuai dengan apa yang kita targetkan menjelang datangnya bulan ramadhan. Berikut ini Jawaban dari Sayyidil Habib Umar bin Hafidz terkait hal ini.
Pertanyaan: Setiap kali di bulan Ramadhan, seorang muslim bertekad untuk membaca satu atau dua khataman, atau memperbanyak zikir dan ibadah, mula-mula tekadnya kuat, namun seiring berjalannya waktu tekadnya pun semakin menurun. Bagaimana cara seseorang menguatkan tekadnya dalam menunaikan ibadah dan dapat menjaganya sepanjang bulan Ramadhan?
Sayyidil Habib Umar bin Hafidz Hafizhahullah menjawab:
Menguatkan tekad bisa dengan cara mengingat kehidupan setelah kematian dan apa yang terjadi setelahnya, juga dengan mengingat cerita orang-orang yang memiliki tekad yang kuat. Sayyidina Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu pernah berdiri dalam satu rakaat sambil mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu rakaat di malam hari. Namun yang dimaksud adalah untuk melakukan tafakur, ta’ammul dan tadabbur Al-Qur’an serta memberikan porsi yang banyak dalam membaca Al-Qur’an.
Tekad ini harus selalu dijaga dengan
- Mengingat tempat kita kembali dan negeri akhirat,
- Dengan mengingat cerita orang-orang yang tetap semangat dalam jangka waktu yang panjang
- Saling mengingatkan antara kita
- Mengadakan kajian walaupun melalui media sosial yang ada.
- Membaca sebagian ayat Al-Qur’an setiap hari dengan cara bersamaan, ada yang membaca dan yang lain mendengarkan, dan terus seperti ini dengan cara bergiliran, dua, tiga, empat orang atau lebih, maka hal ini akan menjadi pembangkit semangat bagi mereka untuk mencapai khataman Al-Qur’an di bulan suci ini.
Imam Syafi’i biasa menghabiskan satu khataman Al-Qur’an pada malam hari di bulan Ramadhan dan satu khataman di siang hari, bahkan beliau terus melakukannya hingga Ramadhan berakhir dengan enam puluh kali khataman ! Seperti itu pula para sholihin di abad ke 2 hijriah yang mengkhatamkan Al-Qur’an berkali-kali di bulan Ramadhan, maka hendaknya kita perhatikan mereka yang telah berkali-kali mengkhatamkan Al-Qur’an tersebut, sambil mengingat ganjaran dan pahala membaca Al-Qur’an, dan semua yang Allah siapkan di akhirat kelak, hal ini dapat menjaga tekad kita tetap kuat dalam hubungan kita dengan Al-Qur’an.
Ada orang yang memulai bulan Ramadhan dengan semangat pada awalnya, namun beriring dan bergantinya hari semangatnya pun berkurang! Oleh karena itu, ia harus ingat suri teladannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dulu selalu tekun beribadah di bulan Ramadhan lebih kuat daripada ketekunannya di bulan lainnya, dan Beliau tekuni pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan lebih kuat lagi daripada sebelumnya dari bulan Ramadhan.
Kita saksikan sebagian umat Islam, dalam kemerosotan dan penyimpangan pemikirannya, bahwa mereka memasuki sepuluh hari terakhir di bulan suci ini lalu mereka jadikan untuk belanja ke pasar dan Mall! Mereka jadikan untuk jual beli! Bahkan mereka jadikan untuk memilah dan memilih pakaian!
Maka faktor utama yang membangkitkan orang mukmin dalam berjuang di akhir bulan Ramadhan lebih hebat dari perjuangannya pada bulan sebelumnya adalah keimanannya pada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya serta pengikutannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, yang hal ini dapat diwujudkan dengan saling tolong menolong antara kita, juga dengan mengulangi pengingat dan pemikiran ini. Semua ini adalah cara untuk memperkuat tekad (dalam beribadah di bulan Ramadhan).
Semoga Allah menolong kita semua…
Source: habibomar.com
[Tim Redaksi wasthmedia.com]