wasthmedia.com | Kilas Tokoh – Kegubernuran Hijaz atau yang sekarang kita kenal dengan Haromain (Mekah dan Madinah) adalah sebuah pusat studi Islam di zamannya. Di Hijaz banyak terhimpun Ulama berkelas dan berkualitas yang menjadi rujukan para pencari Ilmu kala itu. Salah satu permata yang dimiliki Hijaz kala itu adalah Sayyidi Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, seorang guru dari para guru. Hampir semua sanad keilmuan di zaman ini, rantai silsilah sanad keguruan ada nama beliau yang menjadi sumber dari samudera keilmuan Sang Nabi ﷺ.
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan lahir pada tahun 1232 H/1816 M di Makkah, hidup di bawah didikan orang tuanya, sejak dini beliau sudah digembleng untuk menghafal Al-Qur’an hingga matang. Kemudian dilanjutkan dengan menghafal berbagai macam kitab dari berbagai cabang keilmuan, beliau kelak menjadi seorang Syaikhul Islam, Mufti Haromain dan Pembela Ahlus Sunnah Wal Jama`ah. Berasal dari keturunan yang mulia, ahlul bait Rasulullah ﷺ.
Silsilah beliau bersambung kepada Sayyidina al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan bin Ahmad Dahlan bin Utsman Dahlan bin Ni’matullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Utsman bin Athoya bin Faris bin Musthofa bin Muhammad bin Ahmad bin Zaini bin Qadir bin Abdul Wahhab bin Muhammad bin Abdur Razzaq bin Ali bin Ahmad bin Ahmad (al-Mutsanna) bin Muhammad bin Zakariya bin Yahya bin Muhammad bin Abi Abdillah al-Hasan bin Sulthanul Awliya’ Quthbul Rabbaniy Sayyidina Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bin Abi Sholeh bin Musa bin Janki Dausat Haq bin Yahya az-Zaahid bin Muhammad bin Daud bin Musa al-Juun bin Abdullah al-Mahd bin al-Hasan al-Mutsanna bin al-Hasan as-Sibth bin Sayyidinal Imam Ali & Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah ﷺ. (kitab Taajul A`raas lii Manaqibil Imam al-Habib Sholeh bin Abdullah al-Athas, juz 2, halaman 702 karya al-Imam al-Allaamah al-Bahr al-Fahhamah al-Habib Ali bin Husein al-Attas)
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mendapatkan pendidikan dasar dari ayahandanya sendiri sampai berhasil menghafalkan Al Qur’an dan beberapa kitab matan Alfiyah, Zubad dan lain-lain. Kemudian ia menuntut ilmu di Masjidil Haram kepada beberapa Syaikh. al-Allamah Syaikh Utsman bin Hasan Ad Dimyathi al Azhari merupakan “Syaikh Fathuh” yang banyak mempengaruhi dirinya.
Selesai menimba ilmu di kota kelahirannya, beliau kemudian dilantik menjadi mufti Mazhab Syafi‘i, merangkap Syeikh al- Haram yaitu “pangkat” ulama tertinggi yang mengajar di Masjid al-Haram yang diangkat oleh Syeikh al-Islam yang berkedudukan di Istanbul, Turki yang kala itu menjadi ibukota Khilafah Utsmaniyah (Ottoman). Beliau sangat terkenal, dan berawal dari itulah maka beliau diberi berbagai gelar dan julukan antaranya: al-Imam al-Ajal (Imam pada waktunya), Bahrul Akmal (Lautan Kesempurnaan), Faridu Ashrih wa Awanihi (Ketunggalan masa dan waktunya), Syaikhul Ilm wa Hamilu liwaa’ihi (Syeikh Ilmu dan Pembawa benderanya) Hafidzu Haditsin Nabi ﷺ wa Kawakibu Sama’ihi (Penghafal Hadits Nabi ﷺ dan Bintang-bintang langitnya), Ka’batul Muriddin wa Murabbis Salikin (Tumpuan para murid dan Pendidik para salik).
Sayyid Ahmad pernah mendapatkan ijazah dan ilbas dari Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi (Ayahanda al-Habib Ali al-Habsyi – Muallif Maulid Simthuddurar) yang kala itu menjadi Mufti Makkah. Ia juga mendapatkan sanad dari Habib Umar bin Abdullah al Jufri dan Habib Abdurrahman bin Ali Assegaf. Sebagai ilmuwan sejati ia mendalami fiqih Mazhab Imam Hanafi kepada al-Allamah Sayyid Muhammad Al Kutbi. Tetapi tidak hanya fiqh Mazhab Hanafi. Pada Akhirnya ia mampu menguasai empat mazhab dengan sempurna. Setiap kali ada pertanyaan ditujukan kepadanya, ia senantiasa menjawab dengan dasar empat mazhab tersebut.
Diantara Guru-guru Sayid Ahmad Zaini Dahlan ialah:
- al-Allamah Sayyidi Syaikh Utsman bin Hasan ad-Dimyathi al Azhari. yang merupakan Syaikh Futuh (Guru yang membukakan cakrawala pengetahuan) Sayid Ahmad Zaini Dahlan
- al-Imam al-Allamah al-Habib Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Syaikh al-Habsyi (Mufti Hijaz). yang merupakan ayah dari al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi.
- al-Habib Umar bin Abdullah al Jufri
- al-Habib Abdurrahman bin Ali Assegaf.
- Syaikh Abdullah Asy-Syarqawi
- Syaikh Amir Al-Kabir
- Syaikh Muhammad Asy-Syanwani
- Syaikh Muhammad al-Katbi
Diantara murid-murid beliau yang terkenal ialah Sayyid Abubakar Syatha’ ad-Dimyathi telah mengarang kitab bernama Nafahatur Rohman yang merupakan manaqib atau biografi kebesaran gurunya Sayyid Ahmad, al-Imam al-Quthub al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas (Tokoh pembesar Alawiyin Hadramauth yang tinggal di Huraidhoh, Hadramauth Yaman), Sayyid Abdullah az-Zawawi Mufti Syafi`iyyah, Mekah. Berikut daftar murid-murid beliau dari berbagai wilayah di Nusantara:
- Syeikh Nawawi bin Umar Al-Jawi Al-Bantani
- Syeikh Abdul Hamid Kudus
- Syeikh Muhammad Kholil Bangkalan (Jawa Timur)
- KH. Sholeh Darat
- Syeikh Ahmad Khatib bin Abdul Latif bin Abdullah al-Minangkabawi (Sumatera Barat)
- Syeikh Hasyim Asy’ari Jombang (Jawa Timur)
- Sayyid Utsman bin Aqil bin Yahya Mufti Batavia
- Syeikh Arsyad Thawil al-Bantani
- Tuan guru Kisa-i Minangkabawi
- Syaikh Muhammad bin Abdullah as-Shuhaimi
- Syaikh Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathoni
- Tuan Hussin Kedah (Malaysia)
- Syeikh Ahmad Yunus Lingga,
- Datuk Hj Ahmad (Ulama Brunei Dar as-Salam)
- Tok Wan Din, nama lengkapnya Syeikh Wan Muhammad Zainal Abidin al-Fathoni,
- Syeikh Abdul Qadir al-Fathoni (Tok Bendang Daya II),
- Haji Utsman bin Abdullah al-Minankabawi, Imam, Khatib dan Kadi Kuala Lumpur yang pertama
- Syaikh Muhammad al-Fathoni bin Syeikh `Abdul Qadir bin `Abdur Rahman bin `Utsman al-Fathoni
- Sayyid Abdurrahman al-Aidrus (Tok Ku Paloh)
- Syaikh Utsman Sarawak
- Syaikh Abdul Wahab Rokan
Pada masa hidupnya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan juga puncak dari pergerakan Wahabi di Hijaz, saat komplotan Abdul Aziz al-Saud berhasil mengkudeta Syarif Husein yang kala itu menjadi Gubernur Hijaz di Era Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman). Dan beliau termasuk ulama yang banyak membantah penyimpangan pemahaman dari aliran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Beliau dengan gamblang dan jelas mengkritisi hal-hal yang meleset dari pemahaman Muhammad bin Abdul Wahab dan menulis sebuah kitab Fitnatul Wahabiyah yang sudah ada terjemahan Indonesianya “Membongkah Aliran Wahabi”, selain itu beliau juga aktif menulis berbagai kitab seperti: Bidang Tasawuf, Taysirul Ushul wa Tashilil Wushul, ringkasan Risalah Qusyairiyah. Juga syarah Syaikhul Islam, ringkasan Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali, al-Lujain al-Masbuk yang merupakan ringkasan Bab Syukur dalam kitab Ihya Ulumuddin Karya Imam al-Ghazali, Kitab Majmu’ Mustamil Ala Arbai Rasail.
Menjelang akhir hayatnya, tepatnya pada akhir bulan Dzulhijah tahun 1303H, beliau memilih pergi ke kota Madinah. Maksudnya hendak bermukim beberapa lama sambil mengajar di sana. Namun di Madinah beliau lebih memfokuskan diri beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tiap pagi dan sore ia secara rutin menziarahi makam datuknya, Rasulullah ﷺ.
Perihal wafat dan tempat wafat Sayyid Ahmad telah disyaratkan oleh Habib Abubakar bin Abdurrahman bin Syihab melalui 9 bait-bait syair yang ia berikan kepada Sayyid ahmad sendiri, setahun sebelum ia meninggal. hingga pada akhirnya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan wafat pada malam Ahad 4 Safar 1304 H /1886 M. Jenazah beliau disemayamkan di Komplek Pemakaman Baqi’ al-Gharqad, di antara kubah para keluarga dan putri Nabi ﷺ.
Dikutip dari berbagai sumber
Tim Redaksi wasthmedia.com