wasthmedia.com | Dalam bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia menghadapi momen yang penuh berkah dan ampunan. Di tengah kesibukan menjalankan ibadah puasa dan meningkatkan amalan, kita diingatkan akan pentingnya zakat sebagai penyempurna amal.
Dinukil dari kitab “Fawaidul Mukhtaroh” halaman 583, karya Habib Ali Baharun, disampaikan sebuah kisah yang menggugah hati. Al-Habib Abdullah bin Husein bin Thohir bermimpi melihat puasanya menggantung di langit, menandakan bahwa amal tersebut tidak diterima.
السماء لا يرفع، وعرف بعد ذلك السبب وهو أن خادمه دفع زكاة فطره لغير المستحق، وقد ورد: صوم رمضان معلق بين السماء والأرض لا يرفع إلا بزكاة الفطر
Suatu saat al-Habib Abdullah bin Husein bin Thohir bermimpi melihat amal puasanya menggantung di langit tanda tak diterima. Lalu Beliau mencari tahu sebabnya, dan ternyata itu karena pembantunya yang ditugaskan menyerahkan zakat milik Habib Abdullah diberikan kepada yang tidak mustahiq (tidak berhak menerima zakat).
Mendapati kejadian tersebut, beliau mencari tahu penyebabnya. Ternyata, pembantunya yang bertanggung jawab menyerahkan zakat fitrah Habib Abdullah memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya. Hal ini mencerminkan pentingnya menyalurkan zakat kepada yang membutuhkan sesuai dengan ketentuan agama.
Sebagaimana yang diriwayatkan, “Puasa Ramadan dapat tertolak dan menggantung di antara langit dan bumi, kecuali jika telah menunaikan zakat fitrah.”
Dalam konteks ini, zakat fitrah menjadi wajib bagi setiap Muslim yang mampu untuk membantu mereka yang kurang mampu dalam merayakan Idul Fitri dengan layak. Hal ini tidak hanya menyucikan harta, tetapi juga menyempurnakan ibadah puasa Ramadan.
Dengan demikian, di tengah kebahagiaan Ramadan, mari kita jangan lupa untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah kita dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. [Tim Redaki wasthmedia.com]