wasthmedia.com | Syekh Ali Jum’ah, seorang ulama yang berpengaruh, menjadi inisiator dalam pembukaan kembali talaqqi (pengajian) di Masjid Al-Azhar setelah terhenti selama bertahun-tahun sejak tahun 1998 akibat konflik politik di Mesir. Keputusannya untuk menghidupkan kembali tradisi talaqqi membawa dampak positif yang signifikan dalam dunia pendidikan dan keilmuan Islam.
Dalam talaqqi, Syekh Ali Jum’ah tidak hanya membacakan kitab-kitab turats, tetapi juga mengaitkannya dengan isu-isu realitas yang faktual. Tujuannya adalah agar para murid dapat memahami teks-teks turats dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya menghidupkan kembali talaqqi di Masjid Al-Azhar, Syekh Ali Jum’ah juga mendirikan sebuah madrasah dan mengatur metode pembelajarannya. Metode ini menjadi dasar bagi para pelajar dalam menimba ilmu sehingga ilmu yang mereka miliki mengalir bagai air yang mengalir. Beberapa prinsip dalam manhaj pembelajaran yang diusung oleh beliau antara lain:
- Tersambungnya Sanad dengan Baik: Memastikan keabsahan sanad secara riwayat, dirayah, dan tazkiyat.
- Perhatian pada Ilmu Alat: Memperhatikan pentingnya mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi alat untuk memahami ilmu agama.
- Penguasaan Mendalam terhadap Maqashid Syariah: Memiliki pemahaman yang dalam terhadap tujuan-tujuan syariat Islam.
- Penerapan Ayat-ayat Al-Qur’an: Memastikan ayat-ayat Al-Qur’an diterapkan sesuai dengan konteksnya.
- Pemuliaan terhadap Kedudukan Umat Islam: Mendorong pemuliaan terhadap umat Islam dan keberhasilan mereka.
- Semangat dalam Penyebaran Hidayah: Memiliki semangat tinggi dalam menyebarkan hidayah Islam.
- Penyempurnaan Ilmu: Mengutamakan upaya untuk menyempurnakan ilmu yang dimiliki.
- Mengambil Manfaat dari Kitab-kitab Turats: Membuka diri untuk mengambil manfaat dari kitab-kitab turats Islam.
Manhaj yang diusung oleh Syekh Ali Jum’ah ini kemudian menjadi dasar dalam pembangunan madrasahnya. Berkat ketulusan dan taufik dari Allah, madrasah ini melahirkan banyak alumni yang sukses di berbagai bidang. Syekh Ali Jum’ah tidak membedakan muridnya dalam berinteraksi sehingga semua merasa dicintai oleh beliau.
Kesuksesan Syekh Ali Jum’ah dalam menjalankan pendidikan Islam yang berkualitas tidak lepas dari keikhlasan dan taufik dari Allah. Ia menjalankan tugasnya dengan penuh cinta dan tidak membedakan muridnya, sehingga semua merasa dicintai dan dihargai olehnya. Keberhasilannya dalam mendidik generasi Muslim yang berkualitas menjadi bukti nyata dari dedikasinya yang tak kenal lelah dalam mengabdi pada ilmu dan umat Islam. [Tim Redaksi wasthmedia.com]