wasthmedia.com | Sosok yang sangat berjasa dalam bidang pendidikan dan dakwah, KH. Ahmad Marzuqi Zahid. Beliau dilahirkan di Desa Kauman, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, pada Hari Kamis Pon tanggal 22 Jumadal Ula 1327 H. atau bertepatan dengan tanggal 10 Juni 1909 M. sebagai putra ke sembilan dari KH. Zahid dan Nyai ‘Alimah, dalam saudara-saudara seperlima belas bersaudara.
Sejak masa balita, KH. Ahmad Marzuqi Zahid telah merasakan pendidikan dasar agama yang sangat kuat, dibimbing langsung oleh ayahnya sendiri, KH. Zahid. Saat berusia sepuluh tahun, beliau melanjutkan studi dan mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Langitan di bawah asuhan kakak kandungnya, KH. Abdul Hadi Zahid. Dengan tekun dan sabar, beliau terus meningkatkan kemampuan intelektualnya dalam berbagai disiplin ilmu agama.
Selama menuntut ilmu di Pondok Pesantren Langitan, beliau juga mengikuti pengajian temporal di Pondok Pesantren Tebuireng di bawah bimbingan Hadratus Syeh KH. Hasyim Asy’ari, seorang alumni Pondok Pesantren Langitan semasa kepengasuhan KH. Muhammad Sholeh. Beliau juga mendalami seni kaligrafi dari KH. Basuni di Blitar, Jawa Timur.
Dengan penguasaan ilmu agama yang luas dan pengetahuan tentang manajemen organisasi, beliau dipercayakan menjadi pengajar di Pondok Pesantren Langitan oleh kakaknya, KH. Abdul Hadi Zahid. Pada tahun 1944 M., beliau menjadi lurah pondok dan melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan ketekunan, kesabaran, dan konsistensi.
Pada usia 36 tahun, beliau menikah dengan Ning Halimah putri KH. Zaini Pambon Brondong Lamongan, yang juga merupakan putra menantu KH. Muhammad Khozin. Istri yang memiliki nilai istimewa ini mendampingi beliau dalam berbagai perjuangan dan mengabdikan diri dalam mendukung tugas-tugas suaminya baik dalam suka maupun duka.
Kehidupan keluarga KH. Ahmad Marzuqi Zahid diselimuti rasa kebersamaan dan cinta kasih. Dari pernikahannya dengan Ning Halimah, beliau dikaruniai sembilan putra-putri yang kelak menjadi penerus perjuangan agamanya. Pendidikan dan pembinaan keluarga yang baik menjadi salah satu fondasi keberhasilan beliau dalam menjalankan perannya sebagai seorang kiai dan pengasuh Pondok Pesantren Langitan.
Prestasi dalam dunia pendidikan dan dakwahnya tidak pernah surut, bahkan ketika beliau telah sibuk dengan urusan rumah tangga. Selain mengajar di Pondok Pesantren Langitan, beliau menjadi Kepala Madrasah Al Falahiyah pada tahun 1949 M. Berkat SDM dan manajerial yang mumpuni, beliau berhasil mengembangkan Madrasah Al Falahiyah menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas dan progresif.
Selain berperan dalam dunia pendidikan, KH. Ahmad Marzuqi Zahid juga aktif dalam dunia politik sebagai anggota DPR Kabupaten Tuban hasil pemilu tahun 1955 yang mengusung bendera Nahdlatul Ulama (NU).
Kerjasama yang sinergis dengan KH. Abdullah Faqih membawa perubahan signifikan dalam Pondok Pesantren Langitan. Berbagai kebijakan baru di bidang pendidikan dan ketrampilan pun diimplementasikan. Mulai dari Manhaj Tadris, pembentukan Pusat Pelatihan Bahasa Arab, kursus komputer, administrasi dan manajemen, diklat jurnalistik, pertanian dan peternakan, hingga pendirian Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).
KH. Ahmad Marzuqi Zahid meninggalkan warisan berharga bagi Pondok Pesantren Langitan dan masyarakat sekitarnya. Dedikasinya dalam dunia pendidikan, dakwah, dan perpolitikan telah memberikan dampak positif yang tak terhitung jumlahnya. Semangat dan semangat perjuangannya dalam membangun masyarakat yang religius dan berwawasan ke depan akan terus hidup dalam jiwa para santri dan penerusnya.
Hari ini, kita mengenang perjalanan hidup beliau dan berdoa semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya. Semoga Pondok Pesantren Langitan terus menjadi sumber ilmu dan kebaikan bagi generasi-generasi yang akan datang.