SEJARAH ISLAM – wasthmedia.com | Setelah wafatnya Rasulullah saw, puncak kepemimpinan dan panutan dalam agama Islam berada pada kendali seorang Khalifah. Masa awal ke-khalifah-an dalam islam bermula dengan al-Khilafat al-Rasyidat (red: Khulafa’ al-Rasyidin) yang diawali dengan kepemimpinan Khalifah Abubakar Ash-Shiddiq. Setelah kewafatan Abubakar Ash-Shiddiq, terpilihlah Sayyidina Umar bin Khattab sebagai khalifah setelahnya. Dimasa Amirul Mukminin Umar bin Khattab, perluasan dan pembangunan peradaban Islam semakin tersebar. Dan dizaman ini ditaklukkannya kota Basrah yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqqas pada tahun 15 Hijriyyah.
Pembangunan kembali Kota Basrah pasca penaklukan oleh tentara Islam dilakukan pada tahun 17 Hijriyah. Lokasi pembangunan ditentukan langsung oleh Khalifah Umar bin Khattab di daerah Kharibah yang berdekatan dengan kota pelabuhan Ubullah di teluk Persia. Arsitekturnya dipercayakan kepada Utbah bin Gaswan yang memperkerjakan depalan ratus pekerja. Kota ini pada awalnya bernama Ubullah, dan pada masa pembangunan kembali oleh arsitekturnya diberi nama Basrah. Utbah bin Gazwan member nama ini sebagai pengingat pembangunan kota ini menggunakan bahan sejenis kain putih, “al-Basrah”.
Setelah pembangunan kota Basrah selesai, Amirul Mukminin Umar bin Khattab menjadikan kota ini sebagai markas tentara Islam. Dari kota inilah, kaum muslimin mampu menaklukan kota-kota di sekitarnya, seperti: Persia, Khurasan, dan Samarkand. Dengan letaknya yang strategis, Basrah menjadi kota pusat perdagangan di jazirah arab baik pada masa Khulafa’ al-Rasyidin berikutnya hingga masa Dinasti Umayah dan Abbasiyah.
Semakin majunya perekonomian kota Basrah, kota ini semakin padat dengan kaum muslimin. Untuk mengajarkan ilmu agama Amirul Mukminin Umar bin Khattab mengirimkan ulama-ulama dari kota Madinah ke Basrah, diantara yang diutus oleh Khalifah Umar adalah Abu Musa al-Asy’ari (dari keturunannya lahirlah Pencetus Akidah Asy’ariyah yang dimotori oleh al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari, yang sangat berpengaruh dalam Ahlussunnah wal Jamaah). Sejak itu hingga masa Daulah Umayah dan Abbasiyah, Basrah menjadi pusat pengetahuan Islam. Para penuntut ilmu dari berbagai daerah berdatangan ke kota ini, untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Basrah menjadi tempat bertemunya kebudayaan Persia dan Arab. Ketika ilmu pengetahuan dan peradaban Islam mencapai puncak kemajuan dengan berpusat di Baghdad, kota Basrah menjadi pusat kajian bahasa Arab, sastra dan sains, serta menjadi tempat berkumpulnya para pujangga Arab sehingga kota ini disebut juga sebagai Khasanah al-Arab. Dikota ini pula terlahir tokoh-tokoh muslim, baik dari kalangan ulama, tokoh pemikir hingga penyair. Ulama yang terkenal antara lain: Amr bin al-Ula, Yunus bin Habib, Isa bin Amr, al-Khalil bin Ahmad bin Amr, al-Asmai dan Imam Sibawaihi. Tokoh pemikir diantaranya Imam Hasan al-Bashri dan Wasil bin Atha’. Adapun para penyairnya antara lain: al-Farazdaq, Bisyar bin Bard, Muslim bin Wahid dan Sang legenda dunia 1001 malam Abu Nawas.