wasthmedia.com | Setiap aspek dari kehidupan Nabi Muhammad saw. memiliki nilai dan hikmah tersendiri. Bahkan, tentang rambut beliau, ada kisah-kisah yang memberikan wawasan mendalam tentang sikap dan toleransi yang beliau tampilkan terhadap perbedaan budaya. Melalui cerita-cerita yang berasal dari sumber-sumber yang sahih, kita bisa merenung tentang makna lebih dalam dari tindakan dan praktek yang sederhana.
Rambut Rasulullah saw. diketahui memiliki karakteristik khusus: “Tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telingannya.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jarir bin Hazim, dari Hazim yang bersumber dari Qatadah).
Dalam keterangan ini, kita mendapatkan gambaran tentang rambut Nabi yang tak hanya berfokus pada aspek fisiknya, tetapi juga mengungkapkan sikap sederhana beliau dalam menghadapi penampilan diri.
Namun, yang lebih menarik adalah kisah di balik tindakan Rasulullah saw. dalam merawat rambutnya. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa awalnya beliau menyisir rambutnya ke belakang, yang sejalan dengan praktek orang-orang musyrik dan Ahlul Kitab (pengikut Kitab suci) saat itu. Hal ini menunjukkan kebijaksanaan Nabi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya pada awal masa kenabian, saat belum ada perintah yang spesifik.
Namun, seiring berjalannya waktu dan datangnya perintah lain, Nabi Muhammad saw. menyesuaikan tindakannya sesuai dengan ajaran Islam yang lebih mengedepankan kesederhanaan dan nilai-nilai agama. Beliau kemudian mulai menyisir rambutnya ke kiri dan ke kanan. (Diriwayatkan oleh Suwaid bin Nashr dari Abdullah bin al Mubarak, dari Yunus bin Yazid, dari az Zuhri, dari
Ubaidilah bin Abdullah bin
Utbah, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.).
Kisah ini mengajarkan kepada kita nilai-nilai kebijaksanaan, adaptabilitas, dan rasa toleransi yang tercermin dalam tindakan Nabi kita. Beliau mampu menghadapi perbedaan budaya dengan bijak dan tetap berpegang pada nilai-nilai agama tanpa memaksakan kebiasaan pribadi kepada orang lain. Tindakan beliau memberikan contoh yang indah tentang bagaimana menjalin hubungan baik dengan lingkungan dan masyarakat yang memiliki pandangan yang berbeda.
Melalui kisah ini, kita diingatkan akan pentingnya memahami bahwa Islam adalah agama yang memuliakan kebijaksanaan dan nilai-nilai yang menjembatani perbedaan. Semangat untuk menyesuaikan diri dengan baik dan menghormati perbedaan dalam lingkungan adalah salah satu ajaran terpenting yang dapat kita ambil dari praktek sederhana dan bijaksana Rasulullah saw.
[Tim Redaksi wasthmedia.com]